Terkait kabar cuci darah anak-anak, Dinkes Kota Tangerang: Tidak ada lonjakan kasus gagal ginjal

Bantentoday – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menyatakan bahwa tidak ada lonjakan kasus gagal ginjal terkait informasi sejumlah anak-anak yang melakukan cuci darah.
“Tidak ada lonjakan kasus gagal ginjal yang signifikan. Masyarakat perlu memahami apa itu cuci darah dan mengapa banyak anak melakukan cuci darah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni di Tangerang Selasa (30/7).
dr Dini menjelaskan, cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur perawatan yang menyaring limbah dan cairan dari darah, mirip dengan fungsi ginjal. “Selain menyaring dan mengeluarkan racun di tubuh, hemodialisis juga membantu menyeimbangkan mineral penting seperti kalsium, kalium dan natrium serta mengontrol tekanan darah. Prosedur ini diperlukan bagi pasien yang menderita penyakit jantung kronis atau gagal ginjal,” jelas .
Jelasnya, bahwa cuci darah ditujukan untuk mencegah penumpukan racun dalam tubuh akibat kerusakan ginjal. Ini direkomendasikan untuk pasien dengan gagal ginjal kronis atau ketika fungsi menurun hingga 15 persen.
“Tujuan cuci darah membantu ginjal menjalankan fungsinya dalam tubuh. Jika pasien gagal ginjal tidak menjalani transplantasi, prosedur ini perlu dilakukan secara rutin. Namun, kerusakan ginjal juga dapat dicegah, dengan melakukan skrining fungsi ginjal sebelum terlambat, ” kata dia
Penyebab anak-anak melakukan cuci darah karena beberapa faktor di antaranya Diabetes Tipe 1, glumerulonefritis, sindrom nefrotik, infeksi ginjal kronis, kelahiran prematur, obesitas, konsumsi gula berlebihan, hipertensi, cacat lahir pada ginjal, gangguan metabolik, Polycystic Kidney Disease (PKD) atau kista di ginjal hingga obstruksi saluran kemih.