Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

PT Mayora Bagi Dividen Rp35 per Saham atau Rp782,55 Miliar

PT Mayora Bagi Dividen Rp35 per Saham atau Rp782,55 Miliar

Bantentoday – RUPST PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menyetujui untuk membagikan dividen final sebesar Rp35 per saham untuk tahun buku 2022 kepada para pemegang sahamnya.

Rapat juga menyepakati penggunaan laba sebesar Rp2 miliar masuk ke dana cadangan, kemudian Rp782,55 miliar atau Rp35 per saham sebagai dividen dan Rp1,185 triliun sebagai laba ditahan.

Kata Direktur MYOR, Muljono Nurlimo, dividen yang dibagikan perseroan merefleksikan rasio pembayaran sebesar 40,22%. Rasio tersebut naik daripada tahun buku 2021 yang saat itu 39,62%.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp1,94 triliun. Capaian itu merefleksikan kenaikan 63,68% dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp1,18 triliun.

“Kenaikan laba bersih Mayora tidak terlepas dari kinerja penjualan sepanjang 2022 yang tumbuh 9,90% year-on-year (YoY) menjadi Rp30,66 triliun dari Rp27,90 triliun pada tahun sebelumnya,” katanya di Jakarta, Selasa (13/6).

Penjualan domestik naik 10,88% secara tahunan menjadi Rp17,80 triliun, sementara ekspor naik 8,48% YoY menjadi Rp12,89 triliun dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp11,88 triliun.

Perseroan menjelaskan terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi perusahaan sepanjang 2022, di antaranya adalah penyebaran varian baru Covid-19 di tengah masa transisi dan ancaman resesi di berbagai negara.

Selain itu, MYOR mengakui kondisi persaingan usaha yang makin ketat karena kehadiran produk kompetitor baru, baik dari pemain lokal maupun produk impor.

“Kami juga menghadapi tantangan seiring dengan meningkatnya harga komoditas dan biaya pengiriman,” kata perseroan.

Tantangan ini turut tercermin dalam penurunan laba kotor 2022 sebesar 1,20% YoY sehingga menjadi Rp6,83 triliun. Koreksi laba kotor disebabkan oleh kenaikan beban pokok penjualan yang mencapai 13,57% YoY, lebih tinggi daripada kenaikan penjualan, sehingga menjadi Rp23,82 triliun.

Meningkatnya beban bahan baku dan kemasan yang mencapai 16,90% secara tahunan menjadi penyebab.

Kemudian Maret 2023, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 8,45 trilliun atau meningkat sebesar 11,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dengan perolehan laba bersih sebesar Rp. 737 miliar atau naik hingga sebesar 134,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp. 314 miliar.

Lalu, untuk mendukung pertumbuhan bisnis, perseroan telah menyiapkan pabrik baru yang berlokasi di Balaraja dan Purwosari untuk meningkatkan 30% kapasitas produksi biskuit dan wafer dengan total investasi mencapai Rp. 3,7 triliun. Pabrik baru ini akan mulai beroperasi pada tahun 2024.

TAGS