We use cookies to enhance your browsing experience, serve personalized ads or content, and analyze our traffic. By clicking "Accept All", you consent to our use of cookies.
Customize Consent Preferences
We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.
The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ...
Always Active
Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.
No cookies to display.
Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.
No cookies to display.
Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.
No cookies to display.
Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.
No cookies to display.
Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.
Bantentoday – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten membangun sarana sanitasi dengan sistem pengelolaan air limbah domestik setempat (spaldes) untuk menekan angka stunting atau kekerdilan.
“Pembangunan sarana sanitasi menyehatkan dengan spaldes itu dibiayai dana alokasi khusus (DAK) dan APBD 2024 sebesar Rp9 miliar,” kata Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak Suhendro di Rangkasbitung, Lebak, Rabu (23/10).
Kata Suhendro, realisasi pembangunan sanitasi itu di sembilan desa di sejumlah kecamatan dan mulai pekerjaannya dilakukan Juli sampai November 2024 yang melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Sasaran sanitasi spaldes itu sebanyak 801 rumah di daerah lokus penanganan prevalensi stunting di sembilan desa di antaranya Desa Kapunduhan, Intanjaya, Nayagati, Kadu Agung Timur , Pasar Keong, Buyut Mekar, Maraya dan Inten Jaya.
“Pengalokasian dana dari DAK itu setiap desa sebesar Rp1,2 miliar, sedangkan APBD Rp300 juta,” jelas Suhendro.
Perincian pembangunan sanitasi per rumah sekitar Rp12 juta untuk pembelian material kloset, septik, plapon dan tenaga kerja. “Kami berharap pembangunan sanitasi spaldes bisa terealisasi ‘zero new stunting’ atau tidak ada lagi kasus baru stunting,” kata Suhendro.
Sementara, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak Hj Tuti Nurasiah mengatakan pihaknya sangat mendukung pembangunan sanitasi spaldes ditambah penanganan strategi intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif yang melibatkan 18 Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Kami berharap warga ke depan tidak ada lagi yang BAB sembarangan tempat dan warga memiliki sanitasi yang menyehatkan dan memadai, termasuk air bersih,” kata Tuti.