Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Dinkes Kabupaten Lebak: Kasus DBD sebanyak 2.371 orang di semester I 2024

Dinkes Kabupaten Lebak: Kasus DBD sebanyak 2.371 orang di semester I 2024

Bantentoday – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) sebanyak 2.371 orang dan delapan orang dilaporkan meninggal dunia pada semester I 2024.

“Pergerakan penyebaran kasus DBD tahun ini meningkat dibandingkan 2023, sebanyak 764 kasus,” kata Kepala Pelaksana Harian Kepala Dinkes Kabupaten Lebak Budi Mulyanto di Rangkasbitung, Lebak, Rabu (28/8).

Pemerintah Kabupaten Lebak, kata Budi, mengajak masyarakat agar mengoptimalkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M (mengubur, menguras, dan menutup barang-barang bekas) untuk membunuh jentik nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab DBD.

“Kasus DBD tetap diwaspadai seiring memasuki musim kemarau panjang, dimana pergerakan air tidak berjalan, seperti pada barang-barang bekas juga pot maupun kolam, sehingga vektor perindukan jentik nyamuk aedes aegypti berkembang biak,” ujarnya.

Dengan demikian, pencegahan kasus DBD lebih efektif dan murah untuk memutuskan mata rantai penularan dengan kegiatan PSN dengan 3M serta menaburkan bubuk larvasida di bak mandi yang terdapat genangan air di lingkungan rumah.

“Kami minta warga agar memaksimalkan kegiatan PSN dengan 3M dapat memutus mata rantai penularan kasus DBD itu kepada orang lain,” kata Budi.

Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan serta dapat membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Sebab, kondisi lingkungan buruk memudahkan penyebaran kasus DBD, seperti drainase kondisi air tidak berjalan, juga barang-barang bekas tidak dikubur maupun dibakar.

“Kami minta masyarakat berperan aktif di lingkungannya untuk mencegah penularan kasus DBD dengan PSN,” katanya.

Ia mengatakan jika masyarakat mengalami demam segera berobat ke fasilitas kesehatan setempat untuk mendapatkan penanganan medis.

Sebab, masa kritis saat suhu tubuh turun (normal) tidak demam lagi, sehingga perlu diwaspadai untuk DBD berat dan dengue syok syndrome tanpa penurunan trombosit sampai di bawah 50.000, dan kenaikan hematokrit. “Jika demam lebih dari dua hari segera pergi berobat ke fasilitas untuk pengobatan medis,” katanya.

TAGS