Dorong Ekspor dan Inovasi, Kemenperin Pacu Industri Furnitur dengan Lima Strategi Andalan

Bantentoday – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis industri furnitur nasional akan terus berkembang pesat melalui kebijakan hilirisasi hasil hutan yang mendorong peningkatan nilai tambah produk. Dengan menerapkan lima strategi utama, Kemenperin yakin sektor ini dapat memperkuat struktur industri, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan ekspor dan daya saing di pasar global.

“Industri furnitur telah memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, dengan sumbangan 1,15 persen terhadap PDB non-migas pada tahun 2024,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) di Jakarta, Rabu (19/2).

Kinerja industri furnitur menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan 2,07 persen pada 2024, yang turut mendorong sektor industri agro tumbuh hingga 5,20 persen. Ekspor furnitur nasional juga meningkat, mencapai USD1,47 miliar selama Januari–November 2024, naik 0,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, industri furnitur masih menghadapi tantangan besar, termasuk gangguan rantai pasok akibat kondisi geopolitik global serta regulasi lingkungan seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR). Di dalam negeri, persaingan dengan furnitur berbasis logam dan plastik juga semakin ketat.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Kemenperin mengusung lima strategi utama:

Fasilitasi Ketersediaan Bahan Baku
Kemenperin akan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk memastikan rantai pasok bahan baku lebih efisien melalui Pusat Logistik Bahan Baku Industri Furnitur.

Peningkatan SDM Terampil
Melalui Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Kemenperin menyiapkan tenaga kerja dengan keahlian di bidang desain, produksi, dan manajemen bisnis industri furnitur.

Ekspansi Pasar dan Penguatan Riset
Pemerintah memfasilitasi keikutsertaan pelaku industri dalam pameran internasional, seperti Index Plus New Delhi di India, untuk memperluas akses pasar global.

Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Produk
Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Pengolahan Kayu terus berjalan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Sejak 2022, program ini telah memfasilitasi 33 perusahaan dengan total nilai reimburse Rp20,6 miliar.

Iklim Usaha yang Kondusif dan Investasi
Pemerintah memberikan berbagai insentif perpajakan seperti tax allowance, tax holiday, dan super deduction tax untuk mendorong investasi di sektor ini.

Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, menegaskan bahwa industri furnitur Indonesia memiliki peluang besar untuk terus berkembang. “Kami menargetkan ekspor furnitur nasional mencapai USD6 miliar atau Rp98 triliun pada 2030. Salah satu langkah strategis yang kami lakukan adalah melalui pameran IFEX pada Maret 2025,” ujarnya.