WRI Indonesia: Sektor Indusri Harus Terlibat dalam Menekan Pemanasan Global
Bantentoday – Jakarta – Direktur Program World Resources Institute (WRI) Indonesia Arief Wijaya meminta agar sektor industri ikut terlibat upaya menekan pemanasan global diantaranya dengan menggiatkan kegiatan usaha dan bisnis berkelanjutan atau sustainable.
“Untuk mewujudkan hal tersebut memang tidak mudah, membutuhkan dana yang sangat besar agar penurunan emisi sebesar 62 persen pada 2030 dapat terpenuhi,” kata Arief belum lama ini.
Menurut Arief, industri mau tidak mau harus ikut serta dalam upaya menekan pemanasan global mengingat mereka menyumbang 75 persen total emisi global.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan bahwa pemerintah hanya dapat mendanai sebesar 25 persen untuk mencapai target emisi net-zero pada 2060, sedangkan sisanya sekitar 75 persen diharapkan berasal dari donor dan swasta.
Kebijakan terhadap perubahan saat ini sudah sangat mendesak mengingat berbagai bencana akibat iklim membuat biaya yang dikeluarkan juga tidak kalah besarnya.
Perubahan iklim bahkan mengakibatkan kerugian ekonomi, mengancam ketahanan pangan dan air.
Arief mengatakan agar dapat memitigasi dan beradaptasi terhadap dampak-dampak ini, keuangan berkelanjutan sustainability finance memainkan peran penting.
“Selain pendanaan, sektor energi juga membutuhkan dukungan dari pemerintah berupa insentif. Sektor industri tidak akan terpacu untuk bertransisi menjadi lebih rendah karbon apabila tidak ada insentif,” ujarnya.
Apalagi mencapai dekarbonisasi industri, berarti melakukan upaya jangka panjang yang membutuhkan investasi berkelanjutan selama bertahun-tahun atau puluhan tahun.
Sebagai gambaran, Badan Energi Internasional (IEA) menyoroti bahwa investasi global yang dibutuhkan untuk transisi energi bersih, yang mencakup dekarbonisasi industri, dapat mencapai sekitar 3 triliun dolar AS per tahun pada 2030. Tentu jumlahnya sangat besar, tetapi juga merupakan investasi masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh guna menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.
Secara keseluruhan, kebutuhan pendanaan transisi untuk dekarbonisasi industri sangat penting karena tantangan dan kompleksitas yang terkait dengan transformasi industri yang secara historis bergantung pada praktik-praktik intensif karbon.
“Dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, industri, lembaga keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyediakan pendanaan dan dukungan yang diperlukan agar transisi dapat berjalan dengan baik,” tutur Arif.