Survei Baru Menunjukkan Pemimpin di Sektor Jasa Keuangan Menghadapi Tantangan Tata Kelola Data dan Tuntutan Infrastruktur

Bantentoday – Kemajuan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) memberikan tantangan besar bagi sektor jasa keuangan. Laporan terbaru dari Hitachi Vantara, anak perusahaan Hitachi, Ltd., mengungkap bahwa para pemimpin industri perbankan, jasa keuangan, dan asuransi (BFSI) masih lebih fokus pada keamanan data, meskipun 36% responden menyadari bahwa kualitas data adalah kunci sukses AI.
Survei yang melibatkan 231 pemimpin TI dan bisnis global ini menunjukkan bahwa 48% responden menempatkan keamanan data sebagai prioritas utama, mengingat 84% dari mereka menganggap kehilangan data akibat serangan atau kesalahan dapat berdampak katastrofik. Namun, fokus yang terlalu besar pada keamanan membuat aspek kualitas data terabaikan, yang akhirnya berdampak pada akurasi AI di sektor BFSI yang hanya mencapai 21%.
Joe Ong, Vice President dan General Manager Hitachi Vantara untuk wilayah ASEAN, menegaskan bahwa banyak institusi keuangan yang ingin mengadopsi AI, tetapi infrastruktur data mereka belum siap. “Hambatan utama dalam keberhasilan AI bukan pada teknologinya, melainkan pada kemampuan mengelola data secara aman, akurat, dan dalam skala besar,” ujarnya.
Risiko Serangan AI dan Kekhawatiran Regulasi
Selain tantangan kualitas data, survei ini juga mengungkap bahwa:
- 36% responden khawatir terhadap kebocoran data akibat AI internal.
- 38% responden takut tidak mampu memulihkan data dari serangan ransomware.
- 32% responden mengkhawatirkan serangan berbasis AI yang dapat menyebabkan pelanggaran data besar-besaran.
Mark Katz, CTO untuk sektor Jasa Keuangan di Hitachi Vantara, menyoroti bahwa model bisnis sektor keuangan sangat bergantung pada kepercayaan. “Jika chatbot AI secara tidak sengaja membocorkan informasi sensitif, konsekuensinya bisa sangat serius. Selain itu, keputusan berbasis data yang salah akibat AI juga bisa menimbulkan pertanyaan hukum,” jelasnya.
Untuk menghadapi tantangan ini, laporan Hitachi Vantara merekomendasikan beberapa strategi, antara lain:
- Eksperimen AI yang Bertanggung Jawab – Menguji AI dalam sandbox yang aman sebelum implementasi.
- Keberlanjutan Infrastruktur Data – Mengoptimalkan penyimpanan energi dan software untuk efisiensi.
- Penyederhanaan Sistem – Mengintegrasikan platform data dan mengotomatisasi keamanan.
- Ketahanan Data – Menggunakan AI untuk mendeteksi risiko dan menerapkan strategi pemulihan data yang lebih canggih.
Meskipun AI terus diadopsi secara luas di sektor keuangan, survei ini menunjukkan bahwa tantangan utama bukan hanya soal teknologi, tetapi kesiapan data yang mendukungnya. Tanpa fondasi data yang kuat, investasi AI justru bisa menjadi beban ketimbang keuntungan bagi perusahaan BFSI.
