Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Soroti Lemahnya Soft Skills di Kalangan Gen Z dan Alpha, Algonova Hadirkan Keterampilan yang Paling Dibutuhkan

Soroti Lemahnya Soft Skills di Kalangan Gen Z dan Alpha, Algonova Hadirkan Keterampilan yang Paling Dibutuhkan

Bantentoday – Meningkatnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di kalangan anak muda Gen Z di Indonesia memunculkan kekhawatiran mendalam. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bahwa 9,9 juta anak muda berusia 15 hingga 24 tahun saat ini menganggur. Masalah utama bukan hanya tentang ketersediaan lapangan kerja, tetapi juga terkait dengan rendahnya keterampilan hidup atau soft skills yang sangat diperlukan di dunia kerja.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyoroti bahwa salah satu penyebab utama tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z adalah lemahnya kemampuan interpersonal dan komunikasi. Survei yang dilakukan oleh Intelligent pada tahun 2024 menguatkan fakta ini, di mana sebagian besar karyawan baru gagal beradaptasi di dunia kerja karena kekurangan motivasi (50%), keterampilan komunikasi yang buruk (39%), sikap tidak profesional (46%), kesulitan menerima kritik (38%), serta lemahnya kemampuan pemecahan masalah (34%).

Kondisi ini mulai disadari banyak orang tua di Indonesia, terutama orang tua milenial yang mulai mencari solusi terbaik untuk mempersiapkan masa depan anak-anak mereka. Berdasarkan studi “New Asian Learning Experience” yang dilakukan oleh HP Indonesia pada tahun 2024 terhadap 500 orang tua di lima kota besar, 97% responden setuju bahwa anak-anak mereka membutuhkan pendidikan yang menyeluruh. Selain kemampuan akademik, orang tua ingin anak-anak mereka dibekali dengan keterampilan penting seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan kecerdasan emosional—keterampilan yang saat ini kurang diajarkan dalam kurikulum akademik.

Lebih dari 90% orang tua percaya bahwa kemampuan komunikasi yang baik dan berpikir kreatif sangat penting untuk masa depan anak-anak mereka, dan sekitar 68% merasa bahwa kurikulum Indonesia perlu lebih fokus pada pengembangan kreativitas.

Algonova Hadir dengan Solusi Pembelajaran yang Menyentuh Semua Aspek

Menanggapi tantangan ini, Algonova Indonesia hadir dengan program pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan coding dan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial yang esensial seperti komunikasi, kreativitas, kerja tim, dan adaptabilitas. Program ini mengutamakan metode pembelajaran berbasis proyek yang mengajak anak-anak untuk berkolaborasi, berpikir kreatif, serta memecahkan masalah secara bersama-sama.

“Di Algonova, kami percaya bahwa kesuksesan masa depan anak-anak tidak hanya bergantung pada kemampuan akademik mereka. Kami ingin anak-anak menjadi pribadi yang tidak hanya pintar secara teknis, tetapi juga tangguh secara sosial,” ungkap Taufiq Wisnu, COO Algonova Indonesia. “Pendekatan kami yang menyenangkan dan kolaboratif mendorong anak-anak untuk berani mengungkapkan ide, beradaptasi dengan situasi baru, dan bekerja sama menyelesaikan tantangan.”

Manfaat yang Dirasakan oleh Orang Tua dan Anak-anak

Program ini mulai menunjukkan hasil nyata. Putri (36), seorang ibu dari Bandung, membagikan pengalamannya, “Sebelum ikut Algonova, anak saya sangat pemalu dan tidak suka bekerja dalam kelompok. Sekarang, dia lebih percaya diri menyampaikan ide dan bahkan memimpin proyek pengembangan game bersama teman-temannya. Saya sangat bangga melihat perkembangan kemampuan komunikasi dan kepercayaan dirinya.”

Algonova juga menyediakan pembelajaran secara daring, yang memungkinkan anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia untuk bergabung, termasuk yang tinggal di kota-kota kecil. Dengan adanya ruang sosial interaktif di platform ini, anak-anak dapat berbagi karya, mendapatkan umpan balik positif, dan bekerja sama dengan teman-teman dari berbagai tempat.

Di tengah tantangan besar yang dihadapi anak muda dalam mencari pekerjaan, Algonova berkomitmen untuk membantu mempersiapkan generasi masa depan yang tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga memiliki karakter yang kuat. Dengan bekerja sama dengan pendidik, psikolog, dan profesional industri, Algonova berupaya membentuk anak-anak yang siap menghadapi dunia kerja serta menjalani kehidupan yang sukses.

TAGS