Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Siapkan Generasi Emas 2045, Pemkab Lebak bertekad wujudkan “zero new stunting”

Siapkan Generasi Emas 2045, Pemkab Lebak bertekad wujudkan “zero new stunting”

Bantentoday – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten bertekad mencegah munculnya kasus stunting baru dan mewujudkan “zero new stunting” untuk menyiapkan Generasi Emas 2045.

“Kita terus membangun komitmen dan kolaborasi jangan ada lagi kasus stunting baru,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, Jumat (19/7).

Penggalangan komitmen dan kolaborasi akan dilakukan pada 25 Juli 2024 di Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak agar tidak ada lagi kasus stunting baru.

Jelasnya, bahwa pihaknya fokus melakukan intervensi terhadap keluarga anak stunting, ibu hamil, ibu bersalin, remaja, calon pengantin, dan pasangan usia subur.

“Penanganan stunting bagi anak usia di atas dua tahun dilakukan melalui pemberian makanan tambahan guna meningkatkan status gizi mereka,” katanya.

Untuk pencegahan stunting, menurut dia, diperlukan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, organisasi perangkat daerah (OPD), mitra, dan tanggung jawab sosial dari pihak swasta.

“Sebab, untuk mewujudkan zero new stunting itu harus dilakukan mulai sejak remaja dengan pemberian tablet tambah darah bagi calon pengantin. Selanjutnya pemeriksaan ibu hamil di puskesmas dan klinik,” ujarnya.

Begitu juga bagi pasangan usia subur harus mendapatkan pelayanan reproduksi agar benar – benar menjalani persalinan dengan layak. “Kami mengoptimalkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar mengetahui upaya pencegahan stunting ini,” kata Tuti.

Tuti menyebut lokus penanganan stunting tahun ini tersebar di enam kecamatan yaitu Warunggunung, Sajira, Curugbitung, Cileles, Cikulur, dan Kalanganyar. Prevalensi stunting dan kemiskinan ekstrem di enam kecamatan itu terbilang cukup tinggi.

“Kami berharap melalui kolaborasi bisa terwujud ‘zero new stunting’ sehingga dapat melahirkan generasi unggul dan siap bersaing di era globalisasi,” katanya.

Berdasarkan hasil penimbangan serta pengukuran tubuh dan lengan pada Juni 2024, di Kabupaten Lebak jumlah balita stunting tercatat 4.452 orang dari total 109.498 balita.

TAGS