Semester II/2024, Disnaker Lebak berangkatkan 115 tenaga kerja migran ke berbagai negara di Asia
Bantentoday – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker ) Kabupaten Lebak, Banten akan memberangkatkan sebanyak 115 tenaga kerja migran ke berbagai negara di Asia pada semester II/2024.
“Pemkab Lebak bekerja sama dengan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang telah mengantongi izin dari Kementerian Tenaga Kerja, sehingga keberangkatan para tenaga kerja migran itu secara legal,” kata Kepala Bidang Penempatan Perluasan dan Pelatihan Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak Deni Triasih di Rangkasbitung, Lebak, Kamis (8/8).
Kata Deni, dari 115 tenaga migran asal Kabupaten Lebak itu kebanyakan bekerja pada sektor formal juga mereka memiliki sertifikasi kompetensi ketrampilan.
Untuk sektor formal antara lain bidang, perawat bayi, lansia, salon aksesoris kendaraan, pijat, petugas pengamanan dan perbengkelan. Sektor non formal seperti penjaga toko dan asisten rumah tangga. “Sebagian besar pendidikan para tenaga kerja migran itu SLTA,” katanya.
Guna menghindari kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), jelas Deni, pemerintah daerah akan terus melakukan pemantauan melalui WhatsApp bagi pekerja asal Kabupaten Lebak.
Menurutnya, anak muda lulusan SMA/SMK/MA di Kabupaten Lebak mulai melirik bekerja ke luar negeri, karena dapat perlindungan dari pemerintah setempat jika melalui perusahaan legal.
“Tenaga kerja migran asal Kabupaten Lebak dikirim ke berbagai negara di Asia di antaranya ke Arab Saudi, Korea Selatan, Brunei Darussalam, Qatar, Brunai, Jepang, Malaysia, Singapore, Hongkong, dan Taiwan,” jelasnya.
Para pekerja migran ke berbagai negara tersebut sudah memiliki kompetensi sesuai kebutuhan tenaga kerja di negara tersebut. Selain itu, mereka para tenaga migran mampu menguasai bahasa negara yang dituju.
“Disnaker Kabupaten Lebak memiliki Balai Latihan Kerja (BLK), sehingga para tenaga migran yang terdata wajib mengikuti pelatihan ketrampilan masing – masing-masing selama 30 hari. Mereka juga mempelajari bahasa Mandarin, Jepang, Inggris dan Arab,” ujarnya lagi.
“Kami berharap bekerja di luar negeri dapat membantu ekonomi keluarga di kampung dan ingin membahagiakan kedua orang tua serta membantu biaya pendidikan tiga adiknya yang masih sekolah,” tangkas Deni.