Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Selatox Menyelesaikan Fasilitas Toksin Pertama dan Tercanggih di Indonesia, Pelopor Produksi Toksin Halal

Selatox Menyelesaikan Fasilitas Toksin Pertama dan Tercanggih di Indonesia, Pelopor Produksi Toksin Halal

Bantentoday – PT Selatox Bio Pharma (Selatox) secara resmi telah menyelesaikan pembangunan fasilitas manufaktur toksin pertama dan paling unggul di Indonesia, serta memperoleh Sertifikat Laik Fungsi (SLF), sebuah persetujuan regulasi penting yang menegaskan bahwa pabrik ini telah memenuhi semua standar bangunan dan operasional di Indonesia.

Pencapaian ini memperkuat komitmen jangka panjang Selatox dalam menjadikan Indonesia sebagai pemimpin global dalam biofarmasi toksin, sekaligus menetapkan standar baru dalam pengembangan toksin halal di industri ini.

Selatox secara strategis memanfaatkan keunggulan geografis Indonesia yang terletak di pusat Asia Tenggara, didukung oleh insentif pemerintah untuk industri bioteknologi serta ekosistem talenta yang dinamis. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi lokasi ideal untuk pengembangan toksin botulinum bersertifikat halal, menempatkan Selatox sebagai pelopor dalam manufaktur toksin yang etis dan berskala global.

Dengan integrasi infrastruktur manufaktur mutakhir dan penerapan ketat protokol CPOB (cara pembuatan obat yang baik) berstandar tinggi, yang dijadwalkan selesai pada tahun 2026, Selatox semakin memperkuat langkah strategisnya menuju kepemimpinan pasar global dalam biofarmasi toksin.

Selatox berencana memulai produksi komersial skala besar pada tahun 2028, serta memasuki lebih dari 40 pasar internasional. Perusahaan ini diproyeksikan mencapai pendapatan tahunan sekitar USD 100 juta pada tahun 2032, dengan total penjualan kumulatif yang diperkirakan melampaui USD 1 miliar pada tahun 2040, memperkokoh statusnya sebagai inovator utama dalam industri toksin global.

Fasilitas manufaktur Selatox yang berlokasi strategis di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Indonesia, memiliki luas 18.469,36 m², yang dirancang secara khusus untuk mendukung produksi toksin skala besar dengan presisi tinggi.

Dirancang dengan efisiensi maksimum dan keunggulan operasional, fasilitas ini memiliki rasio cakupan bangunan (building coverage ratio) sebesar 15,73% dan rasio luas lantai (floor area ratio) sebesar 41,29%, menciptakan infrastruktur yang seimbang dengan integrasi kapabilitas manufaktur canggih serta pertimbangan keberlanjutan.

Fasilitas ini dirancang dengan struktur bertingkat, dengan area manufaktur khusus setinggi 22 meter yang terdiri dari tiga lantai, dioptimalkan untuk alur produksi yang efisien serta lingkungan pemrosesan steril.

Divisi teknik, yang ditempatkan dalam bangunan terpisah setinggi 15 meter dengan dua lantai, dirancang untuk mendukung proses manufaktur canggih di fasilitas ini, termasuk lingkungan yang dikontrol dengan presisi serta sistem otomasi berteknologi tinggi. Pabrik ini dirancang untuk menampung 120 pekerja dengan sistem dua shift, guna memastikan siklus produksi yang efisien dan berkelanjutan. Dengan kapasitas produksi tahunan yang diproyeksikan mencapai 6,5 juta vial, Selatox menetapkan standar baru dalam manufaktur toksin skala besar di Indonesia.

Sebelumnya, Selatox mengumumkan inisiatif strategis untuk meningkatkan perekrutan tenaga kerja secara signifikan, guna mendorong kemajuan industri biofarmasi di Indonesia. Perusahaan berkomitmen untuk merekrut 50 profesional ahli pada tahun 2025 dan meningkatkan tenaga kerja menjadi lebih dari 150 karyawan pada tahun 2026, memperkuat kapasitas operasionalnya dalam manufaktur biofarmasi dan produksi obat aseptik di Indonesia.

Seorang perwakilan Selatox menyatakan, “Penyelesaian fasilitas ini, yang secara resmi divalidasi melalui persetujuan SLF, menandai puncak dari dua tahun perencanaan dan pelaksanaan yang ketat. Pencapaian ini menjadi titik awal dalam perjalanan kami sebagai perusahaan manufaktur toksin pertama di Indonesia. Dengan fondasi yang telah kokoh, kami kini siap untuk mengintegrasikan peralatan manufaktur berpresisi tinggi dan mengimplementasikan protokol CPOB berstandar dunia pada tahun 2026, guna memastikan keunggulan dengan standar tertinggi dalam produksi biofarmasi. Selatox tetap teguh dalam komitmennya untuk tumbuh bersama Indonesia dan menetapkan standar baru dalam industri toksin global.”

TAGS