Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

RSUI Gelar “Sekolah Tangguh Cegah Stunting” di Wilayah Baduy

RSUI Gelar “Sekolah Tangguh Cegah Stunting” di Wilayah Baduy

Bantentoday – Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) mengadakan program “Sekolah Tangguh Cegah Stunting” untuk meningkatkan kapasitas perawat dan bidan dalam deteksi dini cegah gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (stunting) di wilayah Baduy.

Program yang diadakan bulan Juni 2023 lalu tersebut dimulai dengan mengadakan pelatihan kepada perawat dan bidan dari Puskesmas Cisemeut yang menaungi wilayah Baduy.

Baca juga: Tekan Angka Stunting, Pemkot Tangerang Canangkan ‘Goceng’

Sebanyak delapan orang perawat dan bidan di daerah tersebut mengikuti workshop tentang cara menggunakan USG dasar, tindakan flebotomi (pengambilan sampel darah) dan nutrisi kehamilan di RSUI.

“Pentingnya kita mencegah stunting di Indonesia, khususnya di wilayah Baduy yang memiliki kasus stunting yang tinggi. Dengan deteksi dini melalui pemeriksaan USG dan pemeriksaan sampel darah, diharapkan kejadian stunting dapat lebih awal dideteksi dan diobati,” kata Direktur Utama RSUI Dr. dr. Astuti Giantini, Sp.PK(K) melalui keterangan pers, Selasa (4/7).

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama.

Penyebabnya adalah makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia anak. Meski baru dikenali setelah lahir, stunting juga dapat dialami oleh anak yang masih berada dalam kandungan.

Program “Sekolah Tangguh Cegah Stunting” diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas para perawat dan bidan. Mereka adalah garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat di daerah Baduy, sehingga melalui program ini diharapkan dapat mencegah stunting lebih dini di masa kehamilan.

Tidak hanya memberikan pelatihan kepada para bidan dan perawat, sejumlah tenaga kesehatan RSUI juga melakukan pengabdian masyarakat dengan mengunjungi wilayah Baduy di Desa Cisadane.

Hal tersebut dilakukan untuk memantau dan supervisi terhadap para perawat dan bidan yang sudah dilatih sekaligus memberikan pelayanan kesehatan.

Sementara itu, pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dengan target penurunan yang signifikan dari kondisi 24,4 persen pada 2021 menjadi 14 persen pada 2024.

Strategi penurunan angka stunting juga sudah ditetapkan dalam strategi nasional percepatan penurunan stunting sesuai PP No 72 Tahun 2021. 

TAGS