Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Petani Lebak Panen Padi Rerata 4 Ton/Hektare

Petani Lebak Panen Padi Rerata 4 Ton/Hektare

Bantentoday – Sejumlah petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten panen padi di area seluas 5.500 hektar sehingga memenuhi ketersediaan pangan pada saat musim kemarau akibat perubahan iklim El Nino.

“Kita panen padi di sini seluas lima hektar dan produktivitas rata-rata empat ton gabah basah/hektare,” kata Ahmad (60) seorang petani Desa Sindangmulya Kabupaten Lebak, Sabtu.

Petani yang memanen padi itu dari tanam pada Juni lalu, karena menggunakan benih varietas unggul jenis Ciherang yang umumnya bisa panen antara 100-110 hari setelah tanam.

“Semua petani yang panen itu untuk ketersediaan pangan keluarga dan tidak dijual,” kata Ahmad.

Baca juga: Waspada El Nino, Pemkab Lebak Minta Masyarakat Tanam Ubi-ubian

Sementara, petani lainnya di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Sukri. Pria 55 tahun itu mengaku memiliki lahan seluas tujuh hektar dan saat ini memasuki masa panen.

Para petani merasa bersyukur karena musim kemarau bisa panen padi sehingga dapat memenuhi ketersediaan pangan keluarga.

“Kami beruntung di musim kemarau sawah di Blok Bojongcau masih terpenuhi air dari sumber air kawasan hutan Badui,” katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pada Agustus ini diperkirakan seluas 5.500 hektar memasuki musim panen sehingga ketersediaan pangan masyarakat relatif aman hingga akhir 2023.

Baca juga: Pemkab Lebak Jamin Stok Pangan Aman Sampai 10 Bulan ke Depan

Petani yang bisa panen itu, lanjut dia, adalah pemilik sawah yang memiliki pasokan air yang ada di kawasan hutan, aliran sungai dan irigasi. Selain itu yang didukung dengan pengoptimalan pompa.

“Kami berharap pompa dimaksimalkan sehingga pengairan areal persawahan bisa terpenuhi kebutuhan airnya,” katanya. (Ant)

TAGS