Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pendapatan negara Provinsi Banten capai Rp21,84 triliun

Pendapatan negara Provinsi Banten capai Rp21,84 triliun

Bantentoday – Plt Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Banten M Dody Fachrudin menyatakan pendapatan negara Provinsi Banten sampai dengan 31 Maret 2024 mencapai Rp21,84 triliun, tumbuh 7,87 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Pertumbuhan pendapatan negara ini didukung oleh terakselerasinya pendapatan pada beberapa komponen seperti Pajak dan Bea Cukai, sedangkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mengalami kontraksi (yoy),” ucapnya belum lama ini.

Kinerja Belanja Negara dan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi), belanja negara Provinsi Banten mencapai Rp6,63 triliun, tumbuh sebesar 18,8 persen.

Belanja negara ini terdiri dari belanja pemerintah pusat/belanja kementerian lembaga (K/L) dan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD). Untuk belanja K/L mencapai Rp2,4 triliun, tumbuh sebesar 47,04 persen, digunakan untuk pembayaran gaji dan tunjangan pegawai, serta dukungan pelaksanaan Pemilu 2024.

“Seluruh jenis belanja K/L (belanja pegawai, belanja barang, dan belanja bansos) mengalami pertumbuhan positif, kecuali belanja modal,” katanya.

Belanja modal mengalami kontraksi 36,90 persen disebabkan oleh penurunan atas belanja modal di K/L PUPR, BMKG, dan Kementerian Perhubungan karena pekerjaan yang telah selesai di tahun anggaran yang lalu.

“Untuk kinerja realisasi belanja berdasarkan fungsi, fungsi pelayanan memiliki kinerja realisasi yang paling baik dengan capaian 66,58 persen melebih target sebesar 15 persen. Kenaikan pada fungsi ini karena pelaksanaan tahapan pemilu,” katanya.

Untuk belanja TKD mencapai Rp4,23 triliun atau 23,94 persen dari total alokasi TKD 2024, tumbuh sebesar 6,22 persen. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp3,99 triliun atau 22,83 persen dari pagu.

“Secara umum kinerja penyaluran TKD lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, kecuali untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik yang telah tersalurkan Rp1,3 triliun lebih lebih rendah 15,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode ini semua jenis DAK Non Fisik telah disalurkan,” katanya.

Dody juga menyampaikan penyaluran KUR dan pembiayaan UMI, tumbuh pesat dengan realisasi penyaluran KUR mencapai Rp1,09 triliun untuk 15.668 debitur, tumbuh sebesar 43,19 persen.

“Penyaluran KUR terbesar ada di Kabupaten Tangerang sebesar Rp295,11 miliar, demikian juga untuk UMI Rp32,06 miliar. Penyaluran KUR per sektor tertinggi adalah sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai Rp681,42 miliar untuk 10.307 debitur,” tutup Dody.

TAGS