Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pemprov Banten Jajaki Kerjasama dengan Daerah Penghasil Komoditas Pangan untuk Tekan Inflasi

Pemprov Banten Jajaki Kerjasama dengan Daerah Penghasil Komoditas Pangan untuk Tekan Inflasi

Bantentoday – Pemprov Banten berencana bekerja sama dengan daerah penghasil komoditas pangan terutama cabai merah dan bawang merah yang menjadi penyebab inflasi di wilayahnya.

Kata Pj Sekda Provinsi Banten Virgojanti, saat ini untuk komoditas bawang Pemprov Banten telah bekerjasama dengan Brebes, Jawa Tengah.

“Untuk cabai merah dan bawang terus kami lakukan kerja sama dengan pihak terkait termasuk menggerakkan BUMD kerja sama dengan daerah penghasil bawang dan cabai merah,” kata Virgojanti di Serang, Senin (29/1).

Sebelumnya, pihaknya melalui BUMD PT Agrobisnis Banten Mandiri telah menjajaki kerja sama dengan Jawa Barat, namun daerah tersebut sudah memiliki pasar sendiri sehingga kerja sama itu tak dapat dilanjutkan.

“Tadinya ada lokal champion di Jawa Barat penghasil cabai, tetapi sudah ada pasarnya sendiri sehingga tak bisa dilakukan kerja sama,” katanya.

Virgojanti menyebut saat ini kebutuhan cabai di Provinsi Banten mencapai 20 ribu ton setiap bulan, namun kebutuhan cabai itu baru dipenuhi oleh peran lokal hanya 6 sampai 7 ton. Sehingga masih ada kekurangan stok cabai. “Jadi kekurangan kebutuhannya masih banyak,” katanya.

Virgojanti menambahkan selama ini kebutuhan cabai tak hanya digunakan untuk dikonsumsi masyarakat rumah tangga, melainkan banyak juga kebutuhan industri besar dan rumah makan yang bergantung kebutuhan cabai dari luar Banten.

“Ini kan tidak hanya untuk rumah tangga saja, tapi ada kebutuhan industri dan restoran juga,” katanya.

Laju inflasi di Banten sampai saat ini masih terkendali meskipun masih di atas rata-rata nasional. “Rata-rata inflasi masih cukup terkendali. Nasional masih di angka 2,01 dan Banten di angka 3,06,” katanya.

TAGS