Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pemerintah Dorong Animasi, Komik, dan Gim Masuk Pasar Global

Pemerintah Dorong Animasi, Komik, dan Gim Masuk Pasar Global

Bantentoday – Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kementerian Perdagangan (Kemendag) Miftah Farid menyampaikan, subsektor Animasi, Komik, dan Gim (ACG) memiliki potensi yang cukup besar dalam menggerakkan ekonomi nasional khususnya dalam mendorong peningkatan ekspor jasa.  

“Ketiga subsektor industri kreatif tersebut dapat berjalan secara bersama-sama sehingga dapat memberikan kontribusi dalam suatu ekosistem yang saling terkait dimana hilir yang akan kita capai adalah terciptanya produk kekayaan intelektual (intellectual property/IP) lokal yang bisa mendunia,” jelas Miftah, Kamis (19/10).

Miftah juga menegaskan, kolaborasi antara pemilik IP di sektor ACG dengan industri lain seperti industri fesyen, makanan, dan minuman dapat memberikan nilai tambah hingga tiga kali lipat sehingga dapat memberikan keuntungan lebih besar.

“Kekayaan intelektual merupakan aset dalam pengembangan sektor ACG untuk bisa ekspor dan akan menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan kekayaan intelektual akan memberikan efek berganda kepada sektor lainnya,” urai Miftah.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI), pada kuartal ketiga 2020, industri animasi Indonesia telah membukukan pendapatan kotor sebesar Rp510,55 miliar.

Pada tahun yang sama, sebanyak 120 studio animasi Indonesia mencatatkan ekspor yang mencapai sekitar USD 70 juta ke lima negara tujuan utama yaitu Malaysia, Amerika Serikat, Singapura, Kanada, dan Korea Selatan.

Pada periode 2015–2019 sektor animasi Indonesia bahkan tumbuh sebesar 153 persen dengan rata-rata pertumbuhan 26 persen per tahun.

Untuk subsektor gim, berdasarkan data dari riset New Zoo pada 2022, nilai ekonomi gim global mencapai USD 196,8 miliar dengan pertumbuhan sebesar 2,1 persen year on year (YoY) dan diperkirakan meningkat menjadi USD 2,5 miliar pada 2025. “Kami yakin melalui kolaborasi dengan semua pihak, kemajuan produk ACG buatan Indonesia dapat dicapai, bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dan memberikan efek positif bagi perekonomian Indonesia,” pungkas Miftah.

TAGS