Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Nalara. Tiba dengan “Pandai Meniru”: Folk Jujur dari Dua Hati Bandung

Nalara. Tiba dengan “Pandai Meniru”: Folk Jujur dari Dua Hati Bandung

Bantentoday – Duo vokal folk asal Bandung, Nalara., resmi memperkenalkan diri ke publik lewat single debut berjudul “Pandai Meniru”, dirilis hari ini melalui label musik Big Records Asia. Lagu ini menjadi perkenalan pertama dari dua hati—Indra Indriyadi dan Ditha Ramalia—yang memilih musik sebagai medium untuk menyuarakan kisah dan rasa.

“Pandai Meniru” mengangkat cerita tentang seseorang yang terus-menerus dimanfaatkan perasaannya—dianggap sebelah mata dan hanya dijadikan tempat pelampiasan, tanpa kejelasan hubungan. Seiring waktu, ia mulai sadar bahwa apa yang ia perjuangkan tidak akan pernah menjadi miliknya. Sebuah cerita tentang cinta yang tak setara, dan kesadaran untuk berhenti berharap.

Disusun dalam balutan musik folk yang sederhana namun emosional, Pandai Meniru diproduksi oleh Sunu Prasasti, sosok produser musik yang dikenal atas sentuhan musiknya yang kuat secara naratif dan atmosferik. Kolaborasi ini menjadikan lagu ini terasa sangat personal, dengan dinamika yang selaras dengan isi liriknya.

“Lagu ini kami tulis sebagai bentuk refleksi atas pengalaman banyak orang—dimanfaatkan perasaannya, dijadikan pelampiasan, tapi terus bertahan karena cinta,” ujar Indra Indriyadi, salah satu personel Nalara. “Sampai akhirnya ada kesadaran bahwa semua ini tidak akan pernah menjadi nyata.”

Ditha Ramalia menambahkan, “Kami ingin lagu ini menjadi penguat bagi siapa pun yang pernah berada di posisi itu. Pandai Meniru adalah suara dari mereka yang tulus tapi tersakiti.”

Langkah Nalara. tidak berhenti di audio saja. Sebuah video musik untuk Pandai Meniru telah rampung digarap dan dijadwalkan rilis 6 Juni 2025, tepat tujuh hari setelah perilisan audio. Dalam karya visual ini, Nalara. berkolaborasi dengan rumah produksi Nawasena Film, disutradarai oleh Difa Ramdhani, dan menghadirkan Arya Masayuki Sagi serta Liestila sebagai talent utama.

“Saat pertama kali mendengar lagunya, saya langsung merasakan ruang kosong yang dalam—seperti seseorang yang ingin bicara, tapi tahu bahwa suaranya tidak akan pernah didengar,” ungkap Difa Ramdhani, sutradara MV Pandai Meniru.
“Kalau pendapat pribadi saya, lagu ini relate banget sama kebanyakan kondisi anak generasi sekarang. Banyak bagian dari lagu ini yang bisa banget mendeskripsikan perasaan mereka—terutama soal keinginan untuk terlihat, di saat mereka sebenarnya sedang berjuang keras untuk diakui oleh lingkungan sekitar mereka.”

Kolaborasi dengan Big Records Asia membuka langkah awal Nalara. di industri musik Indonesia, dan menjadi pijakan penting untuk menyebarkan karya yang berangkat dari ruang kecil namun bermakna.

Pandai Meniru sudah tersedia di seluruh platform streaming digital mulai 30 Mei 2025.
Dengarkan, resapi, dan biarkan kisah ini menemukan ruang di telinga dan hati yang tepat. Video musiknya menyusul seminggu kemudian—sebuah visualisasi yang tidak hanya melengkapi cerita, tapi memperdalam luka yang ingin dibagi.