Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Menikmati Sensasi “Birdwatching” di Taman Wisata Alam Kerandangan Lombok

Menikmati Sensasi “Birdwatching” di Taman Wisata Alam Kerandangan Lombok

Bantentoday – Lombok punya segalanya. Tak berlebihan tentunya jika Lombok disemati “pengakuan” itu sebagai daerah yang merupakan satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP).

Sebagai destinasi wisata, Lombok punya ragam daya tarik. Mulai dari keindahan pantai, kekayaan bawah laut, adat budaya, wisata olahraga, gunung, serta wisata petualangan berbasis alam. Untuk jenis wisata yang terakhir, ada satu destinasi yang wajib untuk dikunjungi, yakni Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan yang masuk dalam kawasan Desa Wisata Senggigi di Lombok Barat.

Di sini wisatawan dapat menjelajah kawasan hutan yang totalnya mencapai 396,10 hektare, menikmati suasana alam nan syahdu. Menelusuri jalan setapak di bawah naungan pepohonan tinggi yang rindang, ditemani nyanyian alam nan surgawi.

Sejak ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam pada tahun 1992, pengelolaan TWA dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan wisatawan namun tetap dalam prinsip pariwisata berkelanjutan. Karenanya taman wisata alam ini juga ramah untuk anak-anak.

Air terjun Putri Kembar dan Goa Walet biasanya menjadi tujuan utama wisatawan. Aksesnya mudah. Pengunjung tinggal menyusuri jalan setapak berupa kombinasi paving dan tanah sejauh kurang lebih 2 kilometer. Elevasinya juga tidak tinggi. Jadi, melenggang bersama anak akan menjadi satu aktivitas yang sangat menyenangkan.

Air terjun Putri Kembar

Air terjun Putri KembarNamun bagi mereka yang ingin berpetualang lebih jauh, Taman Wisata Alam Kerandangan punya sisi lain yang lebih dalam. Salah satunya bahkan jadi primadona bagi wisatawan adalah birdwatching. Yakni kegiatan pengamatan burung yang dilakukan di alam liar atau habitat asli mereka.

Goa Walet

Terdapat beberapa spesies burung yang habitatnya ada di TWA Kerandangan. Beberapa di antaranya masuk dalam kategori terancam punah seperti Elang Flores (Nisaetus floris).

Selain itu juga ada Celepuk Rinjani (Otus jolandae) dan Cekakak Kalung-Cokelat (Todiramphus australasia), yang keduanya masuk dalam status hampir terancam. Selain itu ada juga Kehicap Ranting, Cekakak Sungai, Raja Udang Biru, dan masih banyak lagi.

Celepuk Rinjani (Otus jolandae)

“Total ada 56 jenis burung yang sampai saat ini terdata di kawasan ini,” ujar Wahyudi Amin, petugas di TWA Kerandangan.

Inilah yang membuat TWA Kerandangan kian populer sebagai salah satu destinasi pilihan wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata alam. Khususnya bagi mereka yang memiliki minat khusus atau ketertarikan kepada satwa.

“Itu baru jenis burung, TWA Kerandangan juga ‘rumah’ untuk deretan satwa lainnya seperti ular juga kupu-kupu. Terdata 11 jenis ular yang tiga di antaranya jenis berbisa. Yakni ular jenis viper dan kobra,” kata Wahyudi.

TAGS