Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kemenparekraf – ISTC kolaborasi perkuat pariwisata berkelanjutan di Indonesia

Kemenparekraf – ISTC kolaborasi perkuat pariwisata berkelanjutan di Indonesia

Bantentoday – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bekerja sama dengan Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC) dalam memperkuat pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

Sekretaris Kemenparekraf/ Sekretaris Utama Baparekraf (Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf) Periode 2019 – 2024, Ni Wayan Giri Adnyani, mengungkapkan bahwa pariwisata berkelanjutan di Indonesia saat ini sudah memasuki babak baru dengan komitmen menjadikan Indonesia sebagai episentrum sustainable tourism hub di kawasan Asia Pasifik maupun global.

“Jadi komitmen ini ingin menggarisbawahi bahwa dalam praktik pariwisata yang berkelanjutan dan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia dalam sektor pariwisata,” kata Ni Wayan Giri dalam Rapat Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan (STDev) yang berlangsung di JHL Herloom Serviced Residence BSD, Tangerang, Selasa (15/10/2024).

Salah satu upaya mewujudkan tujuan tersebut, Ni Wayan Giri berpandangan bahwa peran dan tugas ISTC sangat strategis sehingga status keberadannya perlu dioptimalkan lebih lanjut agar ISTC ke depan mendapatkan dukungan dalam proses menerapkan sederet program sustainable development.

“Untuk itu saya harap dalam pertemuan ini dihasilkan gagasan yang dapat menjadi bahan masukan bagi perumus kebijakan. Apalagi saat ini Kemenparekraf sedang dalam tahap penyiapan rencana kerja untuk periode berikutnya,” ujar Ni Wayan Giri.

Sementara, Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno memberikan apresiasi kepada ISTC yang mendukung upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia berdasarkan prinsip 5P yakni people, planet, prosperity, peace, and partnership.

Menurut Sandiaga, hal ini merupakan upaya yang sangat baik dalam menjaga keseimbangan antara eksplorasi dan konservasi bagi pariwisata Indonesia.

“Mari gunakan kesempatan ini untuk berbagi pengalaman tantangan dan solusi dengan kolaborasi dan sinergi yang terus kita jaga. Saya yakin kita bisa mencapai tujuan lebih besar lagi ke depan. Maju terus pariwisata Indonesia,” ujar Sandiaga.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto, menjelaskan sejatinya pertemuan ini adalah bagian dari komitmen banyak pihak dalam mewujudkan tujuan pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Hal tersebut sebagaimana yang telah diamanahkan dalam Peraturan Menparekraf Nomor 9 Tahun 2021 terkait kualitas pengelolaan kepariwisataan, peningkatan sosial ekonomi, serta pelestarian budaya dan lingkungan.

“Kami meyakini bahwa pengembangan pariwisata berkelanjutan yang meliputi pilar lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya tentunya tidak hanya terkait pada tugas dan fungsi pengembangan destinasi dan infrastruktur saja, melainkan seluruh pihak yang terkait,” ujar Hariyanto.

Pertemuan ini juga mengundang perwakilan dari lintas kedeputian Kemenparekraf untuk mendapatkan berbagai masukan dan pandangan dalam mewujudkan pariwisata yang berkualitas sekaligus mengidentifikasi potensi kolaborasi.

Hariyanto menjelaskan, sebelumnya Kemenparekraf melalui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur telah menjalin kolaboraksi bersama ISTC dalam berbagai program sustainable development seperti Indonesia Sustainable Tourism Award 2017-2019. Dimana peraih award tersebut menjadi best practice destinasi yang menerapkan pariwisata berkelanjutan.

Kemudian program sustainable tourism observatory melalui afiliasi dengan 5 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagai monitoring center yang di rekognisi oleh UN Tourism untuk melakukan pemantauan sekaligus juga rekomendasi penerapan isu-isu pariwisata berkelanjutan di destinasi.

Dan juga sustainable tourism certification sebagai salah satu program flagship Kemenparekraf sejak tahun 2019 dan sebanyak 36 desa wisata dan dua destinasi telah ditetapkan memperoleh sertfikasi tersebut.

“Adapun pada tahun ini berlanjut telah dilaksanakan proses sertifikasi kepada enam desa wisata dan empat di antaranya berhasil memperoleh sertifikasi. InsyaAllah nanti akan dilakukan seremonial penyerahannya dalam acara malam puncak ADWI 2024 pada November yang akan datang,” ujar Hariyanto.

Di kesempatan yang sama, Ketua Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia, Mari Elka Pangestu, menjelaskan di masa depan, pemerintah, dan ISTC terus bisa berkolaborasi mengembangkan pariwisata secara berkelanjutan tetapi juga mendapatkan keuntungan berdasarkan 5P.

“Di pemerintahan yang baru, kita harus menciptakan standar kinerja dan program ISTC untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan mulai dari pendanaan dan pembiayaan, capacity building, dan juga kemitraan dengan stakeholder lainnya sehingga pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia dapat berjalan secara visible, layak, dan tentu memberikan keuntungan dan manfaat bagi banyak masyarakat,” kata Mari.

TAGS