Kemendag Bersiap Jelang Pembukaan TEI ke-38 di BSD City

Kemendag Bersiap Jelang Pembukaan TEI ke-38 di BSD City

Bantentoday –Kementerian Perdagangan bersiap menggelar Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 yang akan berlangsung secara luring di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten pada 18—22 Oktober 2023.

Selain itu, TEI ke-38 juga akan diselenggarakan dengan konsep Interactive Website berbasis e-Catalogue selama tiga bulan pada 18 Oktober 2023 hingga 18 Desember 2023 melalui laman resmi www.tradexpoindonesia.com.

Menjelang pembukaan, antusiasme buyer mancanegara yang akan menghadiri pameran ini semakin meningkat. Hingga dua minggu jelang pembukaan, tercatat sebanyak 3.257 buyer dari 88 negara berminat hadir dari dalam pameran terbesar di Asia Tenggara ini.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Nasional Didi Sumedi pada Konferensi Pers TEI 2023 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada Rabu, (5/10). Turut hadir Direktur PT Debindo Multi Adhiwasti Budiarto Linggowijoyo serta Wakil Presiden PT Privy Identitas Digital Ratu Rima NR.

“Menjelang pembukaan TEI ke-38, antusiasme buyer yang akan hadir terus menunjukan peningkatan. Kemendag optimistis akan terjadi peningkatan volume penandatanganan kontrak dan transaksi dagang yang signifikan antara eksportir Indonesia dan para buyer tersebut dan mengulang kesuksesan tahun sebelumnya,” kata Didi diketerangan resminya, Kamis (5/10).

Didi menyampaikan, TEI ke-38 yang mengangkat tema “Sustainable Trade for Global Economic Resilience” ini ditargetkan diikuti 1.200 peserta, atau naik 20 persen dari tahun sebelumnya. Kemendag juga menargetkan pameran tahunan ini dikunjungi 25.000 orang secara luring dan 33.000 orang secara daring dengan target transaksi sebesar USD 11 miliar.

Sebelumya, TEI 2022 berhasil menghadirkan 1.097 peserta pameran, 29.714 pengunjung, dan mencatatkan transaksi sebesar USD 15,83 miliar. Pada gelaran ke-37 tersebut, TEI juga berhasil mencatatkan 232 nota kesepahaman (MoU) misi pembelian (buying mission) dengan potensi transaksi sebesar USD 13,5 miliar.

“Gelaran TEI diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang turut memperkuat ekonomi global melalui kerja sama dengan negara-negara mitra, serta menjadi langkah cepat untuk menembus pasar ekspor bagi para pelaku usaha Indonesia. Saat ini kita tengah menghadapi situasi global yang tidak tentu, baik dari sisi geopolitik dan ekonomi. Untuk meningkatkan resiliensi ekonomi nasional, diperlukan langkah konkret untuk menjaga kinerja ekspor nonmigas, salah satunya melalui pelaksanaan promosi ekspor terintegrasi TEI,” ujar Didi.

Didi mengungkapkan, pembukaan TEI 2023 akan dimeriahkan dengan pemberian Penghargaan Primaniyarta dan Primaduta. Penghargaan Primaniyarta diberikan kepada eksportir yang terus meningkatkan kinerja ekspornya di tengah tantangan perlambatan ekonomi global serta menjadi pelopor pasar baru di Indonesia. Sedangkan Penghargaan Primaduta kepada buyer maupun mitra eksportir Indonesia yang loyal dan aktif dalam meningkatkan transaksi perdagangan dengan eksportir Indonesia.

“Keduanya merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Indonesia dan akan diserahkan secara langsung oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan,” tandas Didi.

Didi menambahkan, pada gelaran tahun ini, pameran akan terbagi dalam tujuh zona produk. Ketujuh zona tersebut terdiri dari produk makanan minuman; rumah tangga; jasa dan digital; kecantikan & perawatan pribadi; kimia, energi, & produk industri; peralatan medis dan kesehatan, serta fesyen, tekstil, dan aksesori.

Selain pameran, lanjutnya, Kemendag juga akan menggelar kegiatan pendukung lainnya seperti penjajakan kesepakatan bisnis (business matching), konsultasi bisnis (business counseling) oleh Perwakilan Dagang RI di luar negeri, seminar internasional, serta dialog bisnis (business dialogue) dengan para Duta Besar negara sahabat.

Dalam rangkaian TEI tahun ini juga akan dilaksanakan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) pada 19—21 Oktober 2023. Sebanyak 200 jenama lokal dengan 1.000 koleksi akan tampil di JMFW ini. Selain pagelaran busana, ajang ini menampilkan ekshibisi (tradeshow) untuk produk fesyen, kosmetik, dan aksesori.

“Ekspor merupakan salah satu penopang pemulihan ekonomi nasional. Untuk itu, kita tetap berupaya seoptimal mungkin mendorong pertumbuhan kinerja ekspor nonmigas nasional. Maka, penting bagi kami untuk terus melibatkan pelaku usaha sebagai pemangku kepentingan utama dalam sektor perdagangan. Kami mengajak para eksportir tanah air memanfaatkan kesempatan ini dengan berpartisipasi pada TEI 2023 guna memperluas jejaring bisnis dan meraih peluang ekspor ke pasar global,” tutup Didi.

Sementara, Budiarto mengungkapkan, dari tingkat partisipasi, saat ini telah terdaftar 900 peserta TEI 2023. Para peserta tersebut terdiri atas pelaku usaha industry; pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); serta asosiasi pelaku usaha, seperti Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI). Partisipasi peserta tahun ini didominasi pelaku usaha makanan dan minuman, termasuk komoditas unggulan Indonesia seperti rempahrempah, vanili, dan kopi yaitu sekitar 44 persen.

“Secara kuantitas, jumlah UMKM yang akan tampil tahun ini lebih banyak dibandingkan partisipasi pada tahun sebelumnya. Semoga ajang ini akan sukses dari segi pelaksanaan dan jumlah transaksi,” harap Budiarto.

Rima menambahkan, tahun ini untuk pertama kalinya PT Privy Identitas Digital berkolaborasi dengan Kemendag untuk mendukung gelaran TEI ke-38. Dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk fasilitasi proses penandatanganan digital dokumen transaksi yang terjadi di TEI 2023 serta memberikan jasa tanda tangan digital dan materai gratis perusahaan dan UMKM.

Selain itu, Privy juga menyediakan stan untuk UMKM yang berorientasi ekspor serta pojok konsultasi mengenai produk tanda tangan digital, pembuatan badan hukum perusahaan, dan pajak untuk mengakomodasi UMKM dan peserta TEI.

CATEGORIES
TAGS