Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Keindahan Alam dan Budaya Jadi Kekuatan Utama Sektor Pariwisata ASEAN

Keindahan Alam dan Budaya Jadi Kekuatan Utama Sektor Pariwisata ASEAN

Bantentoday – Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan negara-negara ASEAN harus dapat memaksimalkan berbagai keunggulan yang dimiliki seperti keindahan alam, keragaman budaya, dan keramahan masyarakatnya sebagai kekuatan utama sektor pariwisata di tengah situasi ketidakpastian ekonomi global.

Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga saat menjadi panelis di ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) bertajuk “ASEAN Matters: Resilience and Stability in a Fractious Global Economy” di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (3/9/2023).

“Ini adalah sesuatu yang belum banyak dimaksimalkan, kita belum cukup memperhatikan dengan baik kekuatan ini,” kata Menparekraf Sandiaga.

Keindahan alam juga keragaman budaya di negara-negara ASEAN telah banyak diakui dunia internasional. Industri perjalanan dan pariwisata global kerap memasukkan destinasi di negara-negara ASEAN dalam 50 terbaik di dunia. Seperti Bali, Phuket, Cebu, dan lainnya.

“Kita perlu bekerja sesuai dengan kekuatan dan ketahanan yang kita miliki,” ujar Sandiaga.

Menparekraf Sandiaga mengatakan negara-negara di ASEAN selanjutnya harus dapat memperkuat kerja sama khususnya dalam membangun interkonektivitas yang baik.

Komunitas bisnis, pemerintah, serta seluruh pemangku kepentingan harus berkolaborasi penuh, 360 derajat khususnya dalam penguatan rantai pasok.

Ia menekankan pentingnya mengintegrasikan perekonomian dengan berbagai isu global yang berkembang. Termasuk tentang penguatan secara digital dan sisi keberlanjutan.

“Kami menyebutnya ekonomi hijau. Kita harus percaya bahwa jika kita bekerja sama, ASEAN tidak hanya akan menjadi episentrum pertumbuhan tetapi juga kawasan nomor satu dalam investasi karena perekonomian di ASEAN sedang berkembang sangat pesat,” ujar Sandiaga.

Ia menambahkan, negara-negara ASEAN harus dapat menjaga netralitas terhadap isu-isu global dan juga geopolitik. Namun jika menyangkut perekonomian, ASEAN harus dapat mengambil sikap.

“Kita harus mengambil peran, harus full gear, Kita harus bersiap sepenuhnya karena peluang di kawasan ASEAN semakin terbuka lebar,” ujar Menparekraf Sandiaga.

Di ajang ASEAN Tourism Forum di Yogyakarta awal tahun kemarin telah dicetuskan program ASEAN Single Destination.

Program ini diharapkan terus dioptimalkan oleh negara-negara ASEAN dengan memperkuat konektivitas antarnegara ASEAN.

“Saya baru pulang dari Belitung dan belum ada penerbangan langsung (internasional) ke Belitung. Itu harus ditingkatkan, Labuan Bajo harus juga kita hubungkan dengan Bangkok, Singapura, Kuala Lumpur, ini dalam dua tiga bulan ke depan akan kita tambah jumlah penerbangan dan ketersediaan kursi,” kata Sandiaga.

“Jadi konsep ASEAN Single Destination ini harus didukung oleh interconnectivity dari segi penerbangan udara dan juga lebih banyak feri (penyeberangan) yang menghubungkan Kepulauan Riau dengan Singapura dan Malaysia,” ujar Sandiaga.

TAGS