Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Hari Pendidikan Nasional, Pentingnya Pendidikan Siber Sebagai Tanggung Jawab Bersama

Hari Pendidikan Nasional, Pentingnya Pendidikan Siber Sebagai Tanggung Jawab Bersama

Bantentoday – Di tengah kemajuan teknologi digital yang pesat, Hari Pendidikan Nasional menjadi momentum penting untuk mengingatkan semua pihak bahwa pendidikan siber adalah tanggung jawab bersama. Meski generasi muda saat ini dikenal sebagai digital native, kenyataannya mereka tetap rentan terhadap ancaman online, mulai dari perundungan siber, paparan konten berbahaya, hingga risiko manipulasi data pribadi.

Kemunculan teknologi seperti generative AI (GenAI) dan deepfake semakin memperumit kondisi ini. Teknologi tersebut memungkinkan penciptaan konten palsu yang tampak meyakinkan, sehingga memperbesar risiko anak-anak dan remaja menjadi korban penipuan atau manipulasi secara digital.

“Lebih dari sekadar investasi teknologi, framework pendidikan siber yang komprehensif merupakan fondasi bagi ketahanan nasional dan kesejahteraan Indonesia di masa depan,” tegas Adi Rusli, Country Manager Indonesia, Palo Alto Networks, dalam pernyataannya menyambut Hari Pendidikan Nasional.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah mengambil langkah proaktif dengan meresmikan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dan Perlindungan Anak, yang membatasi akses anak-anak ke platform digital tertentu.

Namun, Adi menekankan bahwa regulasi saja tidak cukup. “Melindungi generasi muda dari ancaman digital memerlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, sekolah, orang tua, dan masyarakat.”

Dalam upaya nyata mendukung pendidikan keamanan digital, Palo Alto Networks bersama Indonesia Women in Cybersecurity (IWCS) meluncurkan program edukasi keamanan digital bagi anak-anak melalui inisiatif Perempuan Pelita Digital, yang pertama kali diperkenalkan saat Ignite on Tour Indonesia pada Februari lalu.

Program ini menjadi bagian dari kampanye Cyber Safe Kids, yang menyediakan alat, materi edukasi, dan panduan dari para ahli agar anak-anak dapat belajar dan bereksplorasi dengan aman di dunia digital.

Berikut ini beberapa tips yang disarankan oleh Palo Alto Networks untuk menjaga keamanan digital di rumah dan sekolah:

Untuk Orang Tua dan Wali:

  • Amankan perangkat digital: Pastikan sistem dan perangkat lunak selalu diperbarui dan gunakan kata sandi yang kuat.

  • Jadilah panutan: Tunjukkan perilaku online yang bertanggung jawab.

  • Letakkan komputer di area umum: Mempermudah pemantauan aktivitas online anak.

  • Perhatikan perubahan perilaku anak: Waspadai gejala penggunaan berlebih atau perubahan sikap drastis.

Untuk Sekolah dan Pendidik:

  • Ajarkan praktik keamanan digital (cyber hygiene) kepada siswa, guru, dan orang tua.

  • Dorong diskusi terbuka seputar kesalahan atau insiden online tanpa menghakimi.

  • Gunakan “kata-kata aman” untuk membantu siswa mengenali identitas digital yang palsu atau manipulatif.

Untuk Anak dan Remaja:

  • Perbarui perangkat secara rutin untuk melindungi dari serangan terbaru.

  • Gunakan kata sandi yang kuat dan aktifkan autentikasi multifaktor (MFA).

  • Jangan sembarangan klik tautan atau file dari sumber tak dikenal.

  • Laporkan aktivitas mencurigakan kepada orang dewasa terpercaya.

TAGS