Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Duh, kualitas udara di Kabupaten Tangerang kurang baik untuk kesehatan

Duh, kualitas udara di Kabupaten Tangerang kurang baik untuk kesehatan

Bantentoday – Kepala Seksi Bina Hukum Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang Sandi Nugraha menyatakan, kualitas udara di Kabupaten Tangerang kurang baik untuk kesehatan.

Hal tersebut terlihat berdasarkan dari Indeks Kualitas Udara dengan nilai 110 atau kurang baik. Dengan penilaian itu Kabupaten Tangerang berada di posisi ke-3 di Indonesia sebagai kota/daerah kualitas udara tidak baik.

“Nilai atau indikator itu masuk pada kategori kurang baik dan itu memposisikan kita berada di urutan ke tiga daerah dengan kualitas udara buruk di Indonesia,” kata Sandi Nugraha di Tangerang, Kamis (30/5/2024).

Dari data yang ditampilkan AQMS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat kualitas udara di kawasan Curug dan sekitarnya hingga Kamis (30/5) pukul 14.44 WIB mencapai indeks 110, akibat aktivitas industri dan lalu lintas.

“Memang ada indikasi, ada potensi dari sumber emisi bergerak kendaraan bermotor. Dan memang lokasi, di situ kan kawasan antara daerah pemukiman dan sisi sebelahnya industri gitu. Jadi mungkin ada indikasi seperti itu. Tapi kalau dilihat dari jam saat ini siang, kita lebih ke arah sumber emisi bergerak kendaraan bermotor,” katanya.

Menyikapi permasalahan itu, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi polusi udara tersebut, salah satunya menjaga fungsi kelestarian lingkungan hidup agar lebih hijau, sejuk, dan teduh, dengan merencanakan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tiap wilayah kecamatan.

“Sampai saat ini memang tingkat kesadaran dari industri untuk mengendalikan pencemaran udara masih kurang. Makanya kegiatan ini harus kita lakukan secara berkelanjutan. Kita juga terus sosialisasi dengan dinas-dinas terkait untuk perhitungan emisinya,” ujar Sandi Nugraha.

Selain itu pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah dan selalu menggunakan masker apabila harus beraktivitas di luar rumah untuk mengantisipasi berbagai jenis penyakit gangguan pernapasan akibat polusi udara tersebut.

“Kadang-kadang kita suka menemukan masyarakat yang masih membakar sampah. Sebenarnya potensiinya cukup mempengaruhi kualitas udara itu, jadi kami imbau agar tidak ada kegiatan pembakaran sampah, agar nantinya kualitas udara kita bisa lebih baik dan bagus untuk kesehatan kita,” ucap Sandi Nugraha.

TAGS