Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Dengan TOSS, Pemkab Pandeglang Berkomitmen Hentikan Penularan TBC

Dengan TOSS, Pemkab Pandeglang Berkomitmen Hentikan Penularan TBC

Bantentoday – Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang berkomitmen untuk menghentikan penularan tuberkulosis (TBC) di wilayahnya dengan sebuah gerakan atau kampanye Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS).

Komitmen ini dibuktikan dengan dikeluarkannya peraturan Bupati Pandeglang no 43 tahun 2023 tentang penanggulangan tuberkulosis dan keputusan Bupati Pandeglang nomor 400.7.1/kep.304-huk/2023 tentang pembentukan tim percepatan penanggulangan tuberculosis.

“Masih ada 1.422 pasien TBC yang belum ditemukan. Ini dapat menjadi sumber penularan TBC di masyarakat sehingga hal ini menjadi tantangan besar bagi program penanggulangan ini,” kata Irna Narulita, Selasa (31/10).

Irna menilai peran keluarga sangat penting dalam pencegahan penularan TBC, sedangkan tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam pencegahan dan penanggulangan.

“Setiap orang perlu menyadari pentingnya langkah-langkah TOSS TBC, yaitu, mencari dan menemukan gejala di masyarakat, mengobati TBC dengan tepat, hingga memantau pengobatannya sampai sembuh,” katanya menambahkan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Eni Yati mengatakan, dalam penyelesaian kasus TBC tidak bisa hanya satu sektor, melainkan multi sektor.

“Kita harus bersama bergerak agar mencapai maksimal karena untuk mengakhiri epidemi TBC menjadi salah satu target penting dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) yang harus dicapai bersama,” katanya.

Dikatakan Eni Yati, beberapa kendala yang terjadi dalam penanganan kasus TBC diantaranya adalah minimnya pemahaman masyarakat dan putusnya pengobatan yang dilakukan.

“Ini memang agak sulit, karena masyarakat memandang TBC  ini seolah penyakit memalukan sehingga terkesan menutupi jika terjadi kasus,” katanya menegaskan.

Diketahui, kasus tuberkulosis di Kabupaten Pandeglang, TBC kurang lebih sebanyak 3.829 kasus. Sedangkan jumlah kasus yang ditemukan dan dilaporkan ke Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) dari Januari sampai dengan September 2023 ialah sebanyak 2.407 kasus.

TAGS