Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Dari Duka Menjadi Cahaya, Ibu Faizal Menjaga Asa Lewat PNM

Dari Duka Menjadi Cahaya, Ibu Faizal Menjaga Asa Lewat PNM

Bantentoday – Hari Kartini menjadi momen penuh makna bagi perempuan-perempuan tangguh di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Ibu Faizal, sosok inspiratif dari Kota Palu yang menjelma sebagai Kartini masa kini. Setelah kehilangan sang suami tercinta, ia tidak larut dalam kesedihan. Justru dari titik terendah itu, ia menemukan semangat untuk bangkit dan menjaga warisan perjuangan suaminya: Panti Asuhan Raudhatul Ummat.

Bagi Ibu Faizal, panti tersebut bukan hanya sekadar bangunan, tetapi rumah penuh cinta yang harus terus hidup. Ia tahu, menjaga panti berarti menjaga harapan puluhan anak yang bergantung padanya. Berbekal tekad dan dukungan dari program Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar, ia memulai usaha kecil-kecilan: membuat kue dan menitipkannya ke kios-kios setiap pagi.

Langkah sederhana ini membawa dampak besar. Usaha kue itu tak hanya menghidupi panti, tapi juga menyalakan kembali semangat hidup di dalam dirinya. “Saya ingin anak-anak di panti tetap bisa tersenyum, sekolah, dan punya masa depan seperti anak-anak lainnya,” ungkapnya penuh haru.

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menyampaikan apresiasi terhadap perjuangan ibu-ibu hebat seperti Ibu Faizal. Menurutnya, mereka adalah potret nyata semangat Kartini di masa kini.

“Mereka bukan hanya membangun usaha, tetapi juga membangun harapan. Di balik langkah kecil mereka, ada kekuatan besar yang menghidupi keluarga dan komunitas. PNM bangga bisa mendampingi setiap proses tumbuh mereka, karena Kartini hari ini layak diberi ruang, diberi dukungan, dan terus disemangati,” ujar Arief.

Melalui program PNM Mekaar, ribuan perempuan Indonesia mendapatkan akses pembiayaan dan pendampingan usaha. Tak sekadar mendukung ekonomi, program ini juga menjadi ruang bagi para perempuan untuk membuktikan bahwa mereka bisa berdiri kokoh, bahkan dalam badai kehidupan.

 

TAGS