Dari Duka Menjadi Cahaya, Ibu Faizal Menjaga Asa Lewat PNM

Bantentoday – Hari Kartini menjadi momen penuh makna bagi perempuan-perempuan tangguh di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Ibu Faizal, sosok inspiratif dari Kota Palu yang menjelma sebagai Kartini masa kini. Setelah kehilangan sang suami tercinta, ia tidak larut dalam kesedihan. Justru dari titik terendah itu, ia menemukan semangat untuk bangkit dan menjaga warisan perjuangan suaminya: Panti Asuhan Raudhatul Ummat.
Bagi Ibu Faizal, panti tersebut bukan hanya sekadar bangunan, tetapi rumah penuh cinta yang harus terus hidup. Ia tahu, menjaga panti berarti menjaga harapan puluhan anak yang bergantung padanya. Berbekal tekad dan dukungan dari program Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar, ia memulai usaha kecil-kecilan: membuat kue dan menitipkannya ke kios-kios setiap pagi.
Langkah sederhana ini membawa dampak besar. Usaha kue itu tak hanya menghidupi panti, tapi juga menyalakan kembali semangat hidup di dalam dirinya. “Saya ingin anak-anak di panti tetap bisa tersenyum, sekolah, dan punya masa depan seperti anak-anak lainnya,” ungkapnya penuh haru.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menyampaikan apresiasi terhadap perjuangan ibu-ibu hebat seperti Ibu Faizal. Menurutnya, mereka adalah potret nyata semangat Kartini di masa kini.
“Mereka bukan hanya membangun usaha, tetapi juga membangun harapan. Di balik langkah kecil mereka, ada kekuatan besar yang menghidupi keluarga dan komunitas. PNM bangga bisa mendampingi setiap proses tumbuh mereka, karena Kartini hari ini layak diberi ruang, diberi dukungan, dan terus disemangati,” ujar Arief.
Melalui program PNM Mekaar, ribuan perempuan Indonesia mendapatkan akses pembiayaan dan pendampingan usaha. Tak sekadar mendukung ekonomi, program ini juga menjadi ruang bagi para perempuan untuk membuktikan bahwa mereka bisa berdiri kokoh, bahkan dalam badai kehidupan.