Coursera Global Skills Report 2025: Indonesia Peringkat ke-47 Dunia, Fokus Kuasai GenAI

Bantentoday – Indonesia menunjukkan kemajuan dalam pengembangan keterampilan digital, khususnya dalam bidang Generative AI (GenAI), sebagaimana tercatat dalam Coursera Global Skills Report 2025 yang baru dirilis. Peningkatan pendaftaran kursus GenAI di Indonesia melonjak drastis sebesar 237% dibanding tahun sebelumnya (YoY), jauh melampaui rata-rata pertumbuhan Asia Pasifik (132%) maupun global (195%).
Dalam laporan tahunan Coursera yang menghimpun data dari lebih dari 170 juta pembelajar di lebih dari 100 negara, Indonesia menempati peringkat ke-47 global dan peringkat ke-12 di Asia Pasifik dalam penguasaan keterampilan secara keseluruhan. Sementara dalam indeks baru yang diluncurkan, AI Maturity Index, Indonesia berada di peringkat ke-43, mencerminkan kesiapan negara ini dalam mengembangkan ekosistem kecerdasan artifisial (AI) dan talenta digital yang berdaya saing.
“Indonesia sedang mempersiapkan tenaga kerja yang melek digital. AI kini menjadi fokus utama bagi perusahaan pemberi kerja, dan para pembelajar meresponsnya dengan membekali diri lewat keterampilan GenAI agar tetap relevan dan kompetitif,” kata Eklavya Bhave, Head of Asia Pacific, Coursera.
Laporan juga menunjukkan bahwa pembelajar Indonesia memiliki kompetensi sebesar 60% dalam data science, 58% dalam teknologi, dan 41% dalam bidang bisnis. Tren ini sejalan dengan inisiatif pemerintah seperti Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2045 dan program Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM).
Namun, di balik capaian tersebut, masih terdapat tantangan kesenjangan partisipasi, khususnya gender. Dari lonjakan pendaftaran kursus GenAI, hanya 28% berasal dari perempuan, padahal proporsi pembelajar perempuan di Coursera Indonesia mencapai 49%. Kesenjangan serupa juga terlihat pada pendaftaran Sertifikat Profesional yang meningkat 41%, namun hanya 26% pendaftarnya adalah perempuan.
“Untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan, peningkatan partisipasi perempuan dalam teknologi bukan hanya penting dari sisi keadilan, tapi juga dari segi potensi ekonomi digital,” ujar Eklavya.
Selain keterampilan teknis seperti deep learning, machine learning, dan manajemen proses bisnis, laporan mencatat meningkatnya minat terhadap soft skills seperti critical thinking, curiosity, dan creative thinking. Perusahaan kini menilai bahwa kombinasi antara keterampilan teknis dan humanis menjadi kunci sukses di dunia kerja berbasis AI.
Data World Economic Forum melalui Future of Jobs Report 2025 mengungkap bahwa 83% perusahaan di Indonesia memproyeksikan transformasi besar dalam operasionalnya hingga 2030—jauh di atas rata-rata global sebesar 60%.
Dengan lebih dari 2 juta pembelajar aktif dan usia median 30 tahun, Indonesia memiliki potensi demografis yang besar. Namun, untuk memenuhi target pemerintah mencetak 9 juta talenta digital pada 2045, dibutuhkan tambahan sekitar 600.000 tenaga kerja digital per tahun. Saat ini, perguruan tinggi baru mampu mencetak antara 200.000 hingga 400.000 lulusan dengan keterampilan digital setiap tahun.
Coursera menyarankan solusi strategis melalui perluasan kolaborasi publik-swasta, integrasi micro-credential dalam kurikulum pendidikan tinggi, serta peningkatan akses ke platform pembelajaran daring.
“Coursera bangga menjadi mitra dalam transformasi ini. Kami percaya bahwa kolaborasi lintas sektor—antara pemerintah, institusi pendidikan, dan dunia usaha—merupakan kunci dalam menciptakan generasi digital yang siap bersaing,” tutup Eklavya Bhave.
