Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

BPBD Lebak: Ada 8 Kecamatan Krisis Air Bersih

BPBD Lebak: Ada 8 Kecamatan Krisis Air Bersih

Bantentoday – Lebak – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menyebutkan ada sebanyak delapan kecamatan di daerah ini mengalami krisis air bersih akibat perubahan iklim El Nino.

Kedelapan kecamatan yang terjadi krisis air bersih antara lain Warunggunung, Leuwidamar, Panggarangan, Cihara, Gunungkencana, Banjarsari, Wanasalam dan Maja.

“Kami siapkan tiga unit kendaraan tangki untuk menyalurkan pasokan air bersih ke daerah-daerah rawan krisis air bersih,” kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama di Lebak, Selasa (8/8).

Katanya, masyarakat di daerah itu untuk keperluan mandi cuci dan kakus (MCK) memanfaatkan air aliran sungai, irigasi dan kolam, yang kondisinya tidak layak untuk keperluan MCK, karena sudah keruh dan berwarna.

Baca juga: Dampak Kekeringan, BPBD Banten Salurkan Air Bersih ke Warga Kampung Ambon Serang

Sedangkan air bersih yang disalurkan BPBD Lebak, dengan menggunakan tiga unit kendaraan tangki dengan kapasitas 6.000 liter/tangki, sehingga total penyaluran air bersih 18 ribu liter digunakan untuk keperluan minum dan memasak.

Dari 18 ribu liter itu, kata dia, bisa memenuhi ketersediaan air bersih sebanyak 200 kepala keluarga (KK).

Pendistribusian bantuan air bersih tersebut setelah masyarakat mengajukan permohonan kepada BPBD Lebak.

Karena itu, pihaknya meminta warga yang dilanda krisis air bersih itu mengajukan permohonan dan diketahui camat dan desa/kelurahan.

“Kami tidak melayani pendistribusian air bersih jika masyarakat tidak mengajukan,” katanya menjelaskan.

Sementara itu, sejumlah warga Gunungkencana Kabupaten Lebak mengatakan mereka terpaksa mencari air bersih ke lokasi sumber mata air yang ada. Mereka masyarakat mengambil air itu pada pagi hari sekitar pukul 04.00 WIB.

“Jika siang hari tentu sumber mata air kembali mengering dan tidak ada air bersih,” kata Mahmud, warga Gunungkencana Kabupaten Lebak.

TAGS