Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

BKKBN sebut 1,4 juta keluarga telah ikuti Program BKB di Posyandu

BKKBN sebut 1,4 juta keluarga telah ikuti Program BKB di Posyandu

Bantentoday – Plt Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Irma Ardiana mengatakan bahwa program Bina Keluarga Balita (BKB) di Posyandu dalam rangka menurunkan angka stunting telah diikuti sebanyak 1,4 juta keluarga per Juni 2024.

“Pengikut Layanan Ayo Ikut ke BKB Posyandu telah berhasil menembus angka 1,4 juta pada Juni 2024. Target kita di akhir tahun mencapai 3 juta keluarga,” kata Irma,  Kamis (25/7).

“Saya ucapkan terimakasih kepada sejumlah pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan program BKB. Di antaranya adalah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), para kepala daerah, dan kepala desa,” kata Irma.

Irma juga mengapresiasi keberadaan 20 ribu kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) yang telah mengintegrasikan pelayanannya dengan kelas ibu hamil, posyandu, pendidikan anak usia dini, atau kegiatan sejenis.

“Kami juga mengimbau 50 ribuan kelompok kegiatan BKB yang belum terintegrasi agar segera menjadi BKB HI,” kata dia.

Sebelumnya, Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya pada Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN Hemiliana Dwi Putri telah menyampaikan bahwa BKKBN menargetkan 3 juta keluarga hadir ke program Bina Keluarga Balita yang telah diintegrasikan dengan kegiatan posyandu di tahun 2024 dalam rangka menurunkan angka stunting.

“Capaian gerakan itu terus mengalami peningkatan, dan di tahun 2024, ditargetkan dapat menjangkau 3 juta keluarga,” ujarnya.

Berdasarkan Sistem informasi keluarga (Siga) pada April 2024, terpantau sebanyak 1.089.106 keluarga hadir di posyandu, dan sebanyak 1.056.573 anak menggunakan KKA untuk mengukur perkembangannya, mulai dari berat hingga tinggi badan.

Program Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan suatu program dalam rangka pembinaan keluarga untuk mewujudkan tumbuh kembang balita secara optimal, yang menyasar keluarga atau orang tua yang memiliki anak balita usia 0–5 tahun.

TAGS