Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Angka stunting di Kabupaten Tangerang turun sebesar 6,9 persen

Angka stunting di Kabupaten Tangerang turun sebesar 6,9 persen

Bantentoday – Pemkab Tangerang Banten menyatakan angka stunting atau kekerdilan pada balita di daerahnya  mengalami penurunan sebesar 6,9 persen dari total kasus sebanyak 220 ribu balita yang terkena stunting pada 2023-2024.

“Penurunan angka stunting tersebut terlihat sejak beberapa tahun lalu, di mana berdasarkan data yang ada jumlah angka di daerahnya itu sebanyak 220.000 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Tangerang dr Achmad Muchlis di Tangerang, Senin (18/11).

Jelasnya, angka penurunan 6,9 persen terhadap kasus kekerdilan pada anak ini, menjadikan nilai penopang untuk penurunan target nasional yakni sebesar 18 persen pada 2025.

“Dan sekarang kita akan ada monitoring lagi dari nasional yakni Survei Status Gizi Indonesia -SSGI-, semoga kita mendapat nilai positif,” ujarnya.

Menurutnya, dengan terjadinya penurunan kasus tersebut merupakan hasil kerja sama antar-instansi daerah dalam program pencepatan dan pengendalian terhadap stunting.

“Dalam upaya penanganan ini, semua pihak turun hingga tingkat kecamatan dan kelompok PKK berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting,” ungkapnya.

dr Achmad Muchlis menjelaskan, untuk menekan angka stunting itu pihaknya melakukan peningkatan pemberian nutrisi terhadap ibu hamil dan anak, salah satunya seperti bubur kacang hijau, telur, dan lainnya, yang ditujukan kepada yang berisiko stunting.

“Kita ada pemberian nutrisi baik di tingkat desa/kelurahan, termasuk penyuluhan dan posyandu kita terus gerakan,” katanya.

TAGS