Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Anggrek dan Inovasi Busana Daur Ulang, Penampilan Tangsel Curi Perhatian di Karnaval Budaya APEKSI VII

Anggrek dan Inovasi Busana Daur Ulang, Penampilan Tangsel Curi Perhatian di Karnaval Budaya APEKSI VII

Bantentoday – Penampilan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) mencuri perhatian dalam ajang Karnaval Budaya Nusantara yang menjadi bagian dari Musyawarah Nasional (Munas) ke-VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Surabaya, Jumat (9/5/2025) malam.

Mengusung tema “Anggrek sebagai Ikon Kota”, rombongan Tangsel tampil menawan dengan busana khas Betawi, hiasan anggrek dalam berbagai bentuk, serta sentuhan unik berupa busana dari bahan daur ulang yang menjadi pembeda dari kota-kota lain yang tampil di acara tersebut.

Asisten Daerah (Asda) II Kota Tangsel, Heru Agus Santoso, menyampaikan bahwa anggrek dipilih sebagai ikon utama karena melambangkan semangat dan keindahan yang tumbuh di tengah masyarakat Tangerang Selatan.

“Anggrek kami angkat sebagai ikon utama, karena bukan hanya tumbuhan khas, tapi juga simbol dari semangat dan keindahan yang tumbuh di tengah masyarakat Tangerang Selatan,” ujar Heru.

Penampilan Tangsel tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang pelestarian budaya dan lingkungan. Busana daur ulang yang dikenakan oleh beberapa peserta menjadi bentuk inovasi sekaligus kampanye kepedulian terhadap lingkungan hidup.

Kehadiran bunga anggrek sebagai hiasan utama menggambarkan kecantikan, ketangguhan, dan kekayaan hayati Tangsel. Semangat ini sejalan dengan citra kota yang dikenal sebagai wilayah urban modern yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai lokal.

Heru menambahkan bahwa keterlibatan dalam karnaval budaya ini adalah kesempatan penting untuk memperkenalkan Tangsel secara lebih luas.
“Melalui pameran kita di karnaval ini, kami ingin mengundang lebih banyak orang untuk datang dan mengenal Tangsel, dari budayanya, pariwisatanya, hingga ikon alamnya seperti anggrek,” jelasnya.

TAGS