Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Sejak Qodrat 2 Tayang 31 Maret 2025, Sudah 350 Ribu Penonton Bertemu Kembali dengan Ustadz Qodra

Sejak Qodrat 2 Tayang 31 Maret 2025, Sudah 350 Ribu Penonton Bertemu Kembali dengan Ustadz Qodra

Bantentoday – Film Qodrat 2 resmi tayang di bioskop sejak 31 Maret 2025 dan langsung mendapat sambutan luar biasa dari penonton. Dalam waktu singkat, sekuel dari film Qodrat (2022) ini sukses meraih 350 ribu penonton dalam 3 hari, membuktikan bahwa kisah perjuangan Ustadz Qodrat (Vino G. Bastian) masih sangat dinantikan.

Disutradarai oleh Charles Gozali, film ini kembali mengangkat kisah pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam nuansa horor-aksi yang intens. Dengan alur cerita yang lebih mendalam serta adegan aksi yang menegangkan, Qodrat 2 berhasil menarik perhatian pencinta film dari berbagai kalangan.

Kesuksesan ini tidak lepas dari konsep unik film yang tidak hanya menghadirkan teror mencekam, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai spiritual. Qodrat 2 digarap dengan pendampingan dua pemuka agama, Dr. Ngatawi Al-Zastrouw dan Ustadz Isman Willyana, untuk memastikan keakuratan bacaan ruqyah yang digunakan, memberikan pengalaman menonton yang lebih autentik dan mendalam.

Sejak hari pertama tayang, penonton membanjiri bioskop dan ramai membagikan pengalaman mereka di media sosial. Banyak yang memuji intensitas film, kejutan dalam alur ceritanya, serta performa akting para pemain. Adegan-adegan ruqyah yang kental dengan unsur spiritual juga memberikan sensasi horor yang berbeda dari film lainnya.

Selain itu, kehadiran 6 official poster yang menggambarkan filosofi Rukun Iman dan 5 trailer yang mencerminkan Rukun Islam, semuanya memperkuat daya tarik film di mata penonton.

Di sekuel ini, Ustadz Qodrat kembali berhadapan dengan kekuatan kegelapan yang semakin kuat. Namun, ada satu iblis yang membuatnya bimbang, Assuala. Iblis yang telah menjadi mimpi buruknya sejak film pertama kini kembali, memaksa Qodrat menghadapi trauma masa lalunya.

“Kenapa ketika Qodrat menghadapi jin lain dia tetap powerful, tapi ketika bertemu Assuala dia kembali bimbang? Karena di film pertama, kehancuran Qodrat disebabkan oleh Assuala. Dia punya trauma yang luar biasa terhadap iblis ini,” ungkap Vino G. Bastian tentang peran dan tantangan emosional yang harus dihadapi karakternya dalam Qodrat 2. Dengan traumanya tersebut, apakah Ustadz Qodrat berhasil menang melawan sang iblis?

Di film ini, Ustadz Qodrat tidak cuma harus melawan iblis, tapi sekaligus menyelamatkan sang istri, Azizah (Acha Septriasa). Di mana, Azizah yang sempat musyrik, ingin kembali ke jalan Allah, namun terus diganggu oleh kekuatan jahat. Film ini tidak hanya menghadirkan horor ruqyah yang autentik, tetapi juga menggali sisi emosional karakter utama, menjadikannya lebih dari sekadar film horor aksi biasa.

TAGS