Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

4.666 Hektar Sawah Terancam Kekeringan Imbas Pintu Air 10 Sungai Cisadane Jebol

4.666 Hektar Sawah Terancam Kekeringan Imbas Pintu Air 10 Sungai Cisadane Jebol

Bantentoday – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang Asep Jatnika mengatakan ribuan hektare sawah di empat kecamatan di Kabupaten Tangerang, Banten terancam mengalami kekeringan akibat jebolnya Pintu Air 10 Sungai Cisadane yang belum diperbaiki.

“Dengan jebolnya Pintu Air Cisadane tersebut tentunya akan berdampak besar terhadap hasil panen petani di empat wilayah lahan sawah yang ada di daerah itu,” ucap Asep Jatnika, di Tangerang, Senin (24/7).

“Yang pasti itu akan berdampak besar kepada lahan sawah seluas 4.666 hektare di Sepatan, Pakuhaji, Kosambi, dan Teluknaga,” katanya.

Ia menyebutkan, para petani saat ini tengah membutuhkan air untuk mengoptimalkan masa tanam padi dan pemupukan. Namun, kondisi itu pun kini tengah disulitkan akibat jebolnya pintu air Cisadane.

Namun, katanya pula, jika kondisi tersebut tak segera diatasi, maka masa tanam padi petani di ribuan hektare sawah itu bakal terancam puso.

“Pada prinsipnya kalau di pertanian itu kalau sawah terairi produksi akan meningkat, tapi kalau kekeringan produksi akan menurun,” ujarnya lagi.

Dia pun berharap, dengan kondisi itu pihak Kementerian PUPR, Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane-Ciliwung (BBWSCC) dan Dinas PUPR Provinsi Banten, agar segera mengatasi permasalahan tersebut.

“Dengan itu, maka ini urusannya pusat sama provinsi. Jadi kalau kita (pemda) hanya sebatas penerima jadi tidak bisa mengambil langkah lebih,” ujar dia pula.

Bendungan Pintu Air 10 di Sungai Cisadane, Tangerang dilaporkan jebol pada Jumat (21/7) lalu.

Baca juga: Empat Pintu Air di Bendungan Pintu Air 10 Rusak, Wali Kota: Segera Diperbaiki

Akibat jebolnya pintu air tersebut, menyebabkan gangguan pada pasokan air bersih dan area persawahan di daerah itu.

Bendungan peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1927 tersebut merupakan aset milik Kementerian PUPR di bawah kendali Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane-Ciliwung (BBWSCC) dan dioperasionalkan oleh Dinas PUPR Provinsi Banten kini masih dilakukan penanganan oleh pihak terkait.

TAGS